Total Tayangan Halaman

Rabu, 11 Mei 2011

Indah Dewi Pertiwi Hipnotis Blogger

Indah Dewi Pertiwi Hipnotis Blogger dengan IPAD
Posted on Mei 2 2011 by Indah Dewi Pertiwi



hipnotis-blogging-contest
VIVAnews – Meski terbilang pendatang baru, Indah Dewi Pertiwi, pelantun ‘Baru Aku Tahu Cinta Itu Apa’ ini sempat mengguncang ranah musik tanah air dan sukses menjual 1,2 juta keping CD hanya dalam waktu 5 bulan. Penyanyi yang sempat duet dengan Sandhy Sondoro untuk single ‘Gejolak Cinta’ itu, ingin memiliki MV yang berbeda di album repackage bertajuk ‘Hipnotis’ miliknya.

Anggi Umbara sebagai sutradara video klip menuturkan, banyak hal yang harus dikeluarkan untuk bisa menyelesaikan video klip terbaru Indah Dewi Pertiwi ini. ”Salah satunya mengeluarkan dana yang cukup banyak karena video klip ini beda. Harus menyewa kapal tanker, helikopter, serta mendatangkan Rain , penyanyi asal Korea,” ucap Anggi saat berbincang dengan para juru warta di bilangan Kemang.

Lalu benarkah MV itu menyedot dana Rp 1 miliar? ”Kalau satu miliar, saya rasa lebih ya, lebih dari itu pastinya. Tapi saya belum bisa bilang pastinya, besarlah budget-nya,” ucap Anggi menambahkan.

Penyanyi yang bernaung di bawah label Keci Record miliki Bebi Romeo ini, menginginkan karirnya untuk murni berkarya. Indah Dewi juga sempat jatuh sakit karena harus menyelesaikan syuting video klip berbiaya mahal itu. “Ini sudah menjadi perjalanan karir aku.

Aku hanya ingin memberikan yang beda dan unik dengan konsep modern digital,” ujar Indah Dewi Pertiwi kepada VIVAnews , Minggu 28 November 2010. ”Aku 11 hari latihan ngedance untuk MV terbaru ini. Sampai aku masuk UGD karena kecapekan, dan lokasi syutingnya juga lebih dari satu,” ucap solois yang sempat diisukan bergabung dalam RCM (Republik Cinta Manajemen) ini.

Videoklip single ‘Hipnotis’ ini dibuat dalam versi 3D dengan melibatkan beberapa teknologi canggih. Dalam konsep video klipnya, penyanyi cantik berambut pendek ini akan menari di beberapa tempat eksotis yang berbeda yakni, Lombok, Jakarta, Bali, dan Pulau Seribu.
salah satu berita tentang indah dewi pertiwi ketika awal mula berkarier sebagai penyanyi.

jikalau diliat dari clip nya indah kalo boleh jujur TERLALU MEMBUANG BANYAK UANG, maaf indah memang kita harus total dalm mengerjakan sesuatu tapi bukankah masih banyak cara lain, contoh clip dari tailor swift u belong to me





clip yg biasa cuma pesannya nyampe n natural dan menang banyak penghargaan ,
mugah mudahn di clip selanjutnya kamu pasti bisa indah...maju terus semangat


I D P

<a href=http://indahdewipertiwi.blogdetik.com/2011/05/02/indah-dewi-pertiwi-hipnotis-blogger-dengan-ipad/ target=_Blank><img src=http://indahdewipertiwi.blogdetik.com/files/2011/05/banner-idp.gif ></a>

Jumat, 15 April 2011

Adi Genali Raja diKerjaaan kuno Aceh pada tahun 1025 M (416 H)

MEURAH JOHAN RAJA ACEH DARUSSALAM YANG PERTAMA URANG GAYO


MERAH JOHAN, ANAK RAJA LINGGA ACEH TENGAH ADI GENALI SULTAN PERTAMA ACEH DARUSSALAM DENGAN GELAR SULTAN ALAIDIN JOHANSYAH
                                                                                                                           
Gayo artinya Indah
Kerajaan Linge terbentuk tahun 416 H/1025 M dengan raja pertamanya adalah Adi Genali. Adi Genali (Kik Betul)mempunyai empat orang anak yaitu: Empuberu, Sibayak Linge, Merah Johan, Merah Linge.
Reje Linge I mewariskan kepada keturunannya sebilah pedang dan sebentuk cincin permata yang berasal dari Sultan Peureulak Makhdum Berdaulat Mahmud Syah (1012-1038 M). Pusaka ini diberikan saat Adi Genali membangun Negeri Linge pertama di Buntul Linge bersama dengan seorang perdana menteri yang bernama Syekh Sirajuddin yang bergelar Cik Serule.

Kerajaan Linge adalah sebuah Kerjaaan kuno di Gayo Aceh

Pendahuluan:
Asal kata Linge :
Kata linge terdiri dari dua kata; “ling” dan “nge”. “Ling” dalam bahasa Indonesia artinya adalah suara, sedangkan “nge” dalam bahasa Indonesia artinya adalah nya, Jadi, apabila di gabungkan antara dua kata tersebut adalah suaranya. Yang maknanya adalah suaranya ada, tetapi manusia-nya tidak jelas, begitulah makna Kerjaan Linge sekarang ini. Artinya suara orang atau masyarakat setempat bahwa mengatakan Kerjaan Linge itu ada, tetapi Bukti-Bukti peninggalannya tidak ada. Kalaupun ada, itu semua berarti hanya sedikit dari yang diharapkan.
Setiap daerah punya ragam cerita, namun cerita turun temurun itu kadang kala lebih dekat pada mitos tinimbang sejarah. Begitu juga dengan Negeri Linge di dataran tinggi Gayo.Tentang kisah berdirinya kerajaan Linge ad beberap versi tetapi yang kita sajikan kali ini adalah kisah Adi Genali pendiri Kerajaan Linge seorang anak Nelayan.

Kerajaan Linge adalah sebuah Kerjaaan kuno di Aceh. Kerajaan ini terbentuk pada tahun 1025 M (416 H) dengan raja pertamanya adalah Adi Genali. Adi Genali (Kik Betul) mempunyai empat orang anak yaitu: Empu Beru, Sibayak Linge, Merah Johan, Reje Linge I mewariskan kepada keturunannya sebilah pedang dan sebentuk cincin permata yang berasal dari sultan Peureulak Makhdum Berdaulat Mahmud Syah (1012-1038 M).
Pada jaman dahulu kala ketika dunia ini masih diliputi lautan yang mahaluas, dan daratan masih ditumbuhi tumbuhan jarum, hiduplah di negeri Rum dua bersaudara. Si abang sebagai rakyat jelata, mempunyai tujuh orang putra, sedang adiknya sebagai seorang raja, mempunyai tujuh orang putri.
Pada suatu hari ketujuh putra si abang meminta kepada ayahnya, agar ayahnya membuat kail seorang satu buah. Karena ayahnya begitu sayang kepada anaknya lalu ia mencari beberapa kerat kawat. Tiap potong dibuat dua mata kail. Kini tinggal satu lagi yang tidak punya pasangan. Ketika kawat itu belum dikerat, seorang anaknya bernama Genali secara diam-diam mengambil kawat yang masih lurus tadi.
Dengan cepat ia mencari tali dan mengikat kawat lurus itu, lalu ia pergi ke laut. Setelah Genau pergi barulah orang tuanya sadar bahwa kawatnya hilang satu potong dan anaknya seorang tidak ada lagi.
Pada saat itu Genali sedang mengail dan duduk di atas sepotong batang kayu yang dapat terapung jika air pasang. Seekor ikan segera memakan kailnya. Genali menarik kail, tapi ia sendiri ikut ditarik ikan itu ke tengah dan terus sampai ke tengah lautan luas. Sehingga ia terdampar di sebuah pulau kecil bersama ikan dan perahu kayunya.
Berbulan-bulan ia di situ sendirian sehingga pakaiannya habis dan makanan pun tidak ada lagi. Tiap saat ia memohon pada Yang Maha Kuasa agar ia terlepas dari bencana ini. Sehingga pada suatu hari lewatlah sebuah kapal ke pulau itu. Kapal itu dipanggilnya.
Tetapi tidak mau berhenti. Anehnya kapal itu hanya berputar-putar di daerah itu saja. Barulah ketika kapal itu singgah dan menerima pesan dari Genali mereka dapat berlayar dengan lancar kembali.
Lima bulan kemudian kapal itu sampai di negeri Rum. Ikan diserahkan kepada sultan Rum dan pesan Genau meminta ayam jago yang bagus kokoknya dan kain putih empat hasta disampaikan.
Raja Rum menerima pesan Genau dengan baik, dan ikan kiriman lalu dibelah. Di dalamnya terdapat intan berlian.
Permintaan Genali, ayam jago yang bagus kokoknya, putri raja Rumlah yang menebaknya. Sebenarnya dirinyalah yang dipesan Genali, tak dapat ditolak lagi, karena kiriman Genali berupa ikan sudah diterima dan dibelah pula. Persediaan untuk berangkat dilengkapi : Sebuah kapal, juga hewan ternak, inang pengasuh, orang cerdik pandai, dan bibi putri Terus Mata bernama datu Beru ikut serta.
Setelah selesai mereka pun berangkat. Sebulan kemudian kapal itu sampailah di pulau tempat Genali berada. Yang pertama diserahkan ialah kain putih empat hasta, karena Genali tidak berpakaian.
Beberapa lama kemudian putri Terus Mata dan Genali dinikahkan di pulau itu. Pulau itu sekarang terkenal dengan buntul Linge, dengan rajanya bernama Genali.
Keturunan Raja Genali adalahJoharsyah, Joharsyah dan Merah Abuk. Setelah lama Genau memerintah, pada suatu hari sakit lalu meninggal dunia. Aneh ketika keranda dibuka dan akan dimakamkan, jenazahnya hilang. Rakyat terharu bercampur heran. Kemudian kerajaan diperintah oleh permaisuri.
Tersebutlah raja yang mangkat, sebenarnya jasadnya terbang ke Kutaraja. Di sana Genali juga menikah dan dapat keturunan seorang putra bernama Alisyah. Ketika Alisyah masih kecil Genali pergi ke Gayo dan memerintah di sana.
Sekembalinya Genau ke Gayo, Alisyah dipelihara ibunya sampai menanjak besar. Alisyah adalah anak yang pintar. Kalau ada pertandingan bermain selalu menang. Karena itulah teman-teman sepermainan yang bertanding dengan dia menjadi sakit hati. Mereka mengatakan, bahwa Alisyah adalah anak yang tidak mempunyai bapak.
Karena itulah Alisyah tergesa-gesa pulang ke rumah dan menanyakan perihal bapaknya. Ia sangat malu dikatakan anak tak berbapak. Di manakah bapaknya sekarang. Kalau mati di mana kuburnya, dan kalau masih hidup di mana tinggalnya.
Oleh ibunya diterangkan, bahwa bapak Alisyah sekarang berada di Buntul Linge sebagai raja di sana. Jika Alisyah ingin menjumpai bapaknya, ibunya mengizinkan dan sebagai tanda Alisyah dibekali sebuah cincin yang diberikan Genali dahulu. Alisyah menyusul ayahnya ke Buntul Linge.
Di Buntul Linge ia diterima oleh semua keluarga dengan baik. Terutama ibu yang dijumpainya sangat senang kepadanya. Bahkan mengkhitankan anaknya bertiga sekaligus. Ketika akan dikhitankan ketiga anak itu dicoba. Siapakah di antara ketiganya yang tepat kelak menjadi raja. Secara bergiliran di atas kepala mereka diletakkan topi kerajaan.
Ternyata di antara ketiganya Alisyahlah yang serasi dengan topi itu. Maka ditetapkanlah, bahwa yang menggantikan Genali kelak ialah Alisyah.
Setelah ditetapkan siapa yang akan menjadi pengganti raja maka khitanan pun dilaksanakan. Salah satu di antara mereka ialah Joharsyah tidak termakan pisau. Karena malu ia lari ke daerah Batak.
Setelah Genali meninggal, Alisyahlah yang memerintah. Dia adalah seorang raja yang arif dan bijaksana. Rakyat bertambah makmur.
Namun demikian, ia teringat kembali ke Kutaraja. Ia ingin kembali. Alisyah pulang ke Kutaraja dan memerintah di sana, dan sebagai gantinya di Buntul Linge, memerintah Joharsyah. Tersebutlah di negeri lain, ketika pulau Sumatra telah timbul di permukaan air.
Kisah pertama ialah Raja Johor yang mempunyai dua orang putra, yang sulung bernama Muria dan yang bungsu bernama Sengeda. Ketika keduanya sedang bermain layang-layang datang angin kencang, hingga membawa mereka ke sebuah tempat bernama Senile.
Kisah kedua ialah Muria dan Sengeda ialah anak seorang petani yang disuruh ayahnya mencari itik yang hilang. Harus dicari sampai ketemu. Mereka tidak menemukan itik bahkan mereka terdampar ke Senile. Di sana mereka diterima raja Senile, yang bernama Muyang Kaya.
Muyang Kaya menanyakan asal kedua anak itu. Tapi mereka menjawab kami tidak mempunyai orang tua. Raja Serule mereka anggap sebagai orang tuanya.
Raja Serule sangat sayang kepada keduanya dan dipelihara seperti anak sendiri.
Diceritakan pula bahwa dari Buntul Linge raja Joharsyah selalu melihat cahaya dari arah Serule. Karena itu ia ingin mengetahuinya. Ia sendiri berangkat ke Serule dan menanyakan sebabnya. Penyebab cahaya itu ternyata adalah Muria dan Sengeda. Karena itulah raja Linge meminta salah satu di antara keduanya maka ditetapkan untuk raja Linge ialah Muria. Dalam beberapa waktu dia memelihara anak itu sebagai anak raja.
Tetapi ketika raja Joharsyah mendengar kabar daripada ulama dan cerdik pandai bahwa anak itu kelak akan menjadi raja yang besar, maka raja Linge berpikir bahwa anak ini akan menghilangkan keturunannya menjadi raja.
Ia berniat akan membunuhnya, di Kala Singuk Samarkilang. Raja Linge juga meminta kepada raja Serule untuk membunuh Sengeda dengan alasan yang sama. Tapi raja Serule tidak mau melaksanakannya, bahkan raja Serule membohongi raja Linge beberapa kali.
Yang pertama ketika raja Serule menunjukkan bahwa kuburan yang sengaja dibuatnya. Ketika digali ternyata bukan Sengeda, tetapi kucing. Tempat itu sekarang bernama Buntul Kucing. Yang kedua ialah ketika raja Serule membunuh seekor beruang …, yang digantung di atas kayu dibuatnya menyerupai Sengeda.
Raja Linge akhirnya tahu juga. Tempat itu sekarang bernama genting Telkah. Tapi dengan peristiwa ini raja Muyang Kaya dapat menginsafkan raja Joharsyah.
Sebagai raja pengganti, Joharsyah lalu bermupakat dengan raja Serule mengirim Upeti (cap usur) ke Kutereje.
Ketika Raja Serule mengantar upeti, Sengeda juga ikut ke Kutaraja. Pada saat raja Joharsyah dan raja Serule menyerahkan upeti, Sengeda menggambar seekor gajah. Gajah itu seolah-olah hidup. Ketika raja Alisyah melihatnya, beliau bertanya, kepada yang hadir. Dan tak seorang pun dapat menjawab. Lalu Sengedalah yang menerangkan bahwa ini adalah gambar seekor gajah putih yang banyak hidup di Samarkilang.

Raja Alisyah berpesan pada upeti yang akan datang, raja Serule dan raja Linge harus membawa gajah putih. Raja Linge sangat marah. Yang dapat menangkap gajah itu hanyalah Sengeda. Kabarnya gajah putih itu adalah penjelmaan roh abangnya Muria.
Gajah putih ditangkap dekat kuburan Muria di Samarkilang. Pada beberapa tempat gajah itu terlepas secara aneh misalnya di Timang Gajah dan di Calung. Dan pada saat membangunkan dari kubangan harus dinyanyikan diiringi tari diberi bedak dan mungkur, sehingga sampai sekarang ada Pengulu Bedak, Pengulu Mungkur serta Pengulu Bujang.
Raja Linge tak dapat menunaikan tugasnya membawa gajah putih di Kutaraja karena hewan itu mengamuk. Gajah mencari Raja Linge dan ingin dibunuhnya. Raja Linge bersembunyi di Krueng Daroi.
Karena itu Raja Alisyah heran, dan bertanya kepada Sengeda, engapa gajahmu bisa bertindak aneh. Sengeda menjawab bahwa raja Linge berbuat salah membunuh orang yang tidak bersalah. Raja Alisyah bertindak, raja Linge dipecat: Bawar (tanda kebesaran) diambil diserahkan kepada Sengeda. Sengeda diberi kerajaan di Bukit.
Kabar ini tersebar luas, sampai ke Linge sendiri dan neneknya Datu Beru.
Datu Beru datang ke Banda untuk meminta Bawar, tapi dijawab Raja Alisyah bahwa, bawar itu sudah diberikan kepada yang berhak tidak dapat dikembalikan lagi. Sebagai gantinya dibuat bawar tiruan. Datu Beru kembali, ketika sampai di Tunyang, ia meninggal dunia.
Sengeda memerintah sangat adil. Dia adalah raja yang bijaksana.
Orang gayo berasal dari melayu tua yang datang ke Sumatera gelombang pertama dan menetap di pantai timur Aceh antara daerah aliran sungai Jambo Aye, Sungai Peureulak dan Sungai Temiang. Kemudai menyusur daerah aliran ketiga sungai itu berkembang ke Serbejadi, Lingga dan Gayo Luwes. Mereka berusaha di sector pertanian sub sector perladangan, perburuna, perikanan, perternakan dan kehutanan secara amat sederhana dan membangun kerjaan Lingga dengan ibukotanya Buntul Lingga yang terletak di pinggir sebuah anak sungai di hulu sungai Jambo Aye.

Sejak masa itu sampai sekarang, orang Gayo bermukim di enam kabupaten dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kecamatan Lukup Serbejadi Kabupaten Aceh Timur, Kecamatan Pulo Tige Kabupaten Temiang, sebagian wilayah kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Gayo Luwes dan di Kabupaten Bener Meria.

Ketika sebuah angkatan da’wah Islam berjumlah 100 orang terdiri dari orang-orang Arab, Persia dan India di pimpin oleh Nakhoda Syahir Nuwi dari Teluk Kambey Gujarat berlabuh di Teluk Perelak pada tahun 173 H atau 800 M. orang-orang gayo membaur dengan mereka dalam proses pemerintahan dan kemasyarakatan, diikat oleh tali persaudaraan Islamiah. Selama periode itu, semua orang Gayo mulai memeluk Islam yang sebelumnya animisme. Ahmad Syarif dinobatkan menjadi Merah (Raja) Islam Lingga Pertama pada tahun 181 H atau 808 M.

Pada tahun 225 H atau 840 M, kerajaan Peureulak diresmikan menjadi Kerajaan Islam dipimpin oleh Sutan pertama Sayid Maulana Aziz Syah berasal dari Arab Qabilah Quraisy.

Pada tahun 375-379 H atau 986-990 M pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Malik Ibrahim Syah, Kerajaan Islam Peureulak diserang oleh Kerajaan Sriwijaya. Sebagian pemimpin dan rakyat Peureulak bergerilya dan hijrah ke Lukup, Samarkilang, Serule, Lingga, Penarun dan Isaq bergabung dengan orang-orang gayo yang sejak lama telah bermukim disana. Setelah Sriwijaya dikalahkan oleh Mojopahit pada tahun 379 H atau 990 M, sebagian pemimpin dan rakyat Kerajaan Islam Peureulak kembali ke Peureulak dan sebagian menetap di Serule, Lingga dan Isaq.

Salah seorang pemimpin Kerajaan Peureulak bernama Merah Malik Ishaq Syahir Nuwi, keturunan Pangeran Syahir Nuwi dari Persia dan Puteri Siyam, bermukim di Lembah salah satu anak sungai Jambo Aye pada masa Kerajaan Islam Perlak dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah tahun 365-377 H atau 976-988 M. program prioritas Merah Malik Ishaq membangun mesjid dan zawiyah (dayah), dimana dipelajari 32 mata pelajaran ilmu pengetahuan duniawi dan ukhrawi secara padu. Kemudian negeri itu terkenal dengan nama Isaq berasal dari nama Malik Ishaq.

Anak Merah Malik Ishaq satu-satunya bernama Merah Mersa, meneruskan usaha ayahnya mengembangkan Islam dan membangun Negeri Isaq, Lingga dan Takengon. Anak Merah Mersa ada enam orang.
  1. Merah Putih dan Merah Hitam yang lazim disebut Merah Dua membangun Negeri Meureudu di Pidie Timur. Nama Meureudu berasal dari Meurah Dua
  2. Merah Bacang, adik Merah Putih dan Merah Hitam membangun Negeri Seunagan di Aceh Barat
  3. Merah Jernang adik Merah Bacang membangun negeri serbejadi Lukup Aceh Timur
  4. Merah Ibrahim, adik Merah Jernang membangun Negeri Daya Aceh Barat
  5. Merah Pupuk adik Merah Jernagn membangun Negeri Daya Aceh Barat
  6. Meurah Mege melanjutkan usaha kakeknya Merah Ishaq dan ayahnya Merah Mersa di Negeri Isaq.

Salah seorang cucu Merah Mersa atau cicit Merah Malik Ishaq ialah Adi Genali, anak Merah Ibrahim menjadi Sultan Kerajaan Islam Lingga yang dinobatkan oleh ulama besar Kerajaan Islam Peureulak Syekh Sirajuddin pada tahun 550 H atau 1125 M yang menetap di Serule sebagai penasehat Kerajaan Islam Lingga dengan sebutan Cik Serule

Adi Genali mempunyai empat orang anak, seorang puteri dan tiga orang putera :
  1. Siti Lela yang popular dalam kerajaan Islam Lingga disebut Datu Beru. Beliau dimakamkan di pemakaman Kerajaan Islam Lingga di Buntul Lingga
  2. Merah Lingga yang kemudian menjadi Raja Lingga menggantikan ayahnya.
  3. Sibayak Lingga yang membangun negeri Sibayak di dataran tinggi pegunungan Sibayak Karo dan mengembangkan Islam di Aru.
  4. Merah Johan atau Johansyah menjadi sultan pertama kerajaan Aceh Darussalam denga gelar Sultan Alaidin Johansyah

Fungsi tersebut beliau raih melalui proses sebagai berikut :
·         Adi Genali dan Cik Serule sepakat untuk melanjutkan pendidikan Johansyah ke Zawiyah Cot Kala di Bandar Perlak, setelah beberapa tahun diajar dan dididik oleh Syekh Sirarjuddin (Cik Serule) dengan harapan kelak dapat menggantikan ayahnya memimpin Kerajaan Islam Lingga dengan lebih baik.
·         Johansyah yang tampan itu, berakhlak mulia, rajin dan cerdas, sehingga setelah Johansyah menyelesaikan pendidikan pada Zawiyah Cot Kala, Guru Besar Zawiyah tersebut Syekh Abdullah Kan’an dengan persetujuan Sultan Kerajaan Islam Perlak, mengangkat Johansyah menjadi guru Zawiyah itu.
·         Selain sebagai guru, Johansyah dipercayakan pula untuk beramal membantu Kerajaan Islam Perlak dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran. Berkaitan dengan jabatan yang kedua ini, Johansyah dipanggil pula dengan lakab Merah Johan.
·         Pada tahun 600 H atau 1204 M, Kerajaan Benua Cina yang dipimpin oleh seorang puteri Cina Laksamana Liang Khie menaklukkan Kerajaan Indera Jaya ibu kotanya Panton Bie, tetangga Kerajaan Indra Purba ibu kotanya Lamuri. Raja bersama sejumlah  pembesar, tentara dan rakyat Kerajaan Indra Jaya mengungsi dan mendirikan Kerajaan Indra Jaya Baru di sebelah barat Gunung Geruthee. Laksamana Liang Khie mengangkat dirinya menjadi Maharaja Kerajaan Indra Jaya yang telah merubah namanya menjadi Kerajaan Seudu.
·         Kerajaan Seudu kemudian diperintah oleh keturunan Laksamana Liang Khie bernama Nian Nio. Laksamana yang cantik dan berani itu melanjutkan keinginan Liang Khie untuk menguasai kerajaan-kerajaan Indra Jaya, Indra Purwa, Indra Patra, Indra Puri dan Indra Purba yang terpecah  belah di wilayah Aceh Besar sekarang, yang menyebabkan Nian Nio dengan mudah menguasai mereka.
·         Laksamana Nian Nio mulai menyerang ibu kota Kerajaan Indra Purwa dan akan dilanjutkan ke Kerajaan lainnya. Karena itu Maharaja Kerajaan Indra Purba mengirim utusan yang dipimpin oleh Hulubalang Barata kepada Kerajaan Islam Peureulak untuk meminta bantuan. Sultan Kerajaan Islam Peureulak Makhdum Alaidin Malik Muhammad Syah dan Perdana Menteri Kamaluddin menerima perutusan dari Kerajaan Purba itu dengan baik.
·         Setelah melalui musyawarah yang matang dengan Majelis Syura, Sultan Alaidin menyatakan kepada Hulubalang Barata, bahwa Kerajaan Islam Peureulak bersedia membantu Kerajaan Indra Purba dari serangan Kerajaan Seudu.
·         Dalam program dan kebijakan Kerajaan Islam Perlak sejak lama telah ditetapkan, bahwa setiap langkah dan usaha harus dilaksanakan dengan tema Dakwah Islamiah. Untuk itu dilaksanakan seleksi dan latihan anggota pasukan, sehingga bukan hanya terampil dalam bidang peperangan tetapi juga terampil dalam berbagai aspek kehidupan menurut ajaran Islam.
·         Sebanyak 500 orang pasukan tentara Kerajaan Islam Peureulak ditambah dengan utusan Kerajaan Purba, mengikuti pelatihan selama tiga bulan di Pusat Latihan Cot Kala Peureulak. Selama pelatihan, Hulubalang Barata melapor secara berkala kepada Maharaja Kerajaan Indra Purba di Bandar Lamuri mengenai system pelatihan dan kesan-kesan selama berada di wilayah Kerajaan Islam Peureulak. Utusan Kerajaan Purba merasa simpati dan mendorong mereka menganut Islam tanpa paksaan. Namun hal itu tidak mereka laporkan kepada Maharaja Indra Purba, karena Maharaja dan seluruh rakyat kerajaan-kerajaan di kawasan Aceh Besar menganut agama Budha.
·         Pada hari kamis 27 Rajab 570 H, bertepatan dengan 1180 M, 500 prajurit pilihan Kerajaan Islam Peureulak yang terdiri dari 400 prajurit dan 100 perwira diantaranya 75 prajurit dan 18 perwira perempuan dengan upacara khidmat diberangkatkan ke Bandar Lamuri ibu kota Kerajaan Indra Purba, dipimpin oleh Syekh Abdullah Kan’an sebagai Panglima dan Merah Johan sebagai Wakil Panglima. Pasukan ini bernama Angkatan Syiah Hudan. Raja Lingga Adi Genali mengirim 100 prajurit Kerajaan Lingga dan bergabung dengan Angkatan Syiah Hudan di Jalin untuk membantu Kerajaan Indra Purba dari serangan Kerajaan Seudu.
·         Program Angkatan Syiah Hudan adalah melaksanakan da’wah bil lisan dan da’wah bil hal secara padu. Syekh Abdullah Kan’an membangun Zawiyah Kan’an di Bandar Lamuri dan menjelaskan ajaran Islam secara kaffah : keimanan, ibadah, semua jenis amal saleh termasuk sistim pergaulan, memelihara kebersihan dan menganekaragaman usaha pertanian dari lading dan ternak dengan kelapa, lada, pala, kopi dan lain-lain. Sementara Merah Johan memipmpin pelatihan penduduk Indra Purba yang berusia 18 sampai 40 tahun mengenai taktik dan strategi peperangan mempertahankan diri dan menyerang perwira dan prajurit pasukan Syiah Hudan tiap waktu shalat berjama’ah diawali dengan azan dan iqamah dan ditutup dengan zikir dan do’a.
·         Keterpaduan kedua sisitim dakwah Islamiyah dimaksud menarik simpati pemimpin dan rakyat Kerajaan Indra Purba, Indra Patra, Indra Purwa dan Indra Puri, sehingga mereka menyatakan diri memeluk Islam yang sebelumnya menganut agama Budha dan memperkuat pasukan angkatan Syiah Hudan dengan membentuk pasukan gabungan.
·         Maharaja Indra Purba mengangkat Syekh Abdullah Kan’an menjadi penasehat Kerajaan Indra Puba dan Merah Johan menjadi Panglima Gabungan Angkatan Perang Kerajaan Indra Purba dan Kerajaan Islam Peureulak. Merah Johan memanfaatkan seluruh potensi masyarakat dan alam untuk meraih kemenangan melawan serangan angkatan perang Kerajaan Seudu.
·         Kerajaan Seudu menyerang besar-besaran Lamuri ibu kota Indra Purba. Meurah Johan menyusun empat pasukan terpadu yang diutuskan pada empat arah untuk mempertahankan ibu kota Bandar Lamuri dan merebut ibu kota Kerajaan Seudu Bandar Panton Bie dan Lingke dimana Maharani Nian Nio berkedudukan. Penetapan tempat kedudukan dan pemberian nama Liengkie oleh Nian Nio adalah untuk mengabdikan nama leluhurnya Maharaja Laksamana Liang Khie.
·         Hampir satu tahun Syekh Abdullah Kan’an dan Merah Johan membina masyarakat Indra Purba, mempersiapkan fisik dan mental untk mempertahankan dan membalas serangan angkatan perang Kerajaan Seudu. Dan terjadi pertempuran antara pasukan gabungan Kerajaan Islam Peureulak dan Kerajaan Indra Purba melawan pasukan Kerajaan Seudu selama tiga bulan, yang paling sengit di Kuala Naga dan Liengkie, akhirnya Nian Nio dapat ditawan dan Kerajaan Seudu menyatakan kekalahannya.
·         Pada hari Rabu 14 Rajab 601 H, Kerajaan Indra Purba menyelenggarakan upacara menyambut kemenangan itu, pembesar-pembesar Kerajaan Indra Purba menyatakan secara resmi memeluk Islam, Syekh Abdullah Kan’an shalat syukur atas nikmat Allah yang tidak ternilai itu. Merah Johan diakadnikahkan dengan puteri Maharaja Indra Purba bernama Indra Kesuma.
·         Nian nio termenung murung membisu dalam rumah tahanan Kerajaan Indra Purba memendam cinta terhadap Merah Johan yang gagah tampan. Terjadilah cinta segitiga antara Indra Kesuma, Nian Nio dan Merah Johan. Syekh Abdullah Kan’an merundingkan cara penyelesaian cinta segi tiga itu dengan Maharaja dan Permaisuri Kerajaan Indra Purba. Masalah ini amat pelik dirasakan oleh mereka karena bermadu merupakan keadaan yang paling pahit dirasakan oleh seorang isteri, apalagi belum sampai satu bulan Merah Johan menikah dengan Indra Kesuma. Namun untuk kepentingan dakwah Islam dan untuk persatuan Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Seudu dan Kerajaan lainnya, Maharaja , Permaisuri dan Puteri Kerajaan Indra Purba, Indra Kesume isteri pertama Merah Johan, menyetujui pernikahan Merah Johan dengan Nian Nio dengan syarat bahwa Nian Nio terlebih dahulu menganut agama Islam. Syekh Abdullah Kan’an memimpin pengislaman Nian Nio dan menikahkannya dengan Merah Johan di Istana Kerajaan Seudu Panton Bie. Sejumlah pembesar dan rakyat Kerajaan Seudu yang setia kepada Nian Nio memeluk agama Islam.
·         Pada tanggal 28 Sya’ban 601 H, diselenggarakan musyawarah besar di Istana Kerajaan Indra Purba di ibukota Bandar Lamuri. Pesertanya sebanyak 1000 orang terdiri dari para wakil Kerajaan Seudu, Indra Purwa, Indra Patra, Indra Puri, Indra Purba dan sejumlah peninjau dari Kerajaan Islam Peureulak, Pase, Benua dan Lingga. Dua isteri Merah Johan Indra Kesuma dan Nian Nio dengan amat harmonis memimpin para petugas untuk mempersiapkan musyawarah besar itu. Setelah Maharaja Indra Purba membuka dan menjelaskan tujuan musyawarah, Syekh Abdullah Kan’an menyampaikan pidato yang intinya : memproklamir-kan berdirinya kerajaan Aceh Darussalam, menjelaskan dasar-dasar Kerajaan dan melantik Merah Johan menjadi Sultan Kerajaan Aceh Darussalam.

Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.

[sunting] Bahasa

Bahasa Gayo digunakan dalam percakapaan sehari-hari. Penggunaan bahasa Gayo dibedakan atas beberapa dialek, seperti dialek Gayo Lut yang terbagi lagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dialek Blang Di Kabupaten Gayo Lues, Kalul di Kabupaten Aceh Tamiang, dan Lokop di Serbe Jadi Kabupaten Aceh Timur.

[sunting] Mata pencaharian

Mata pencaharian utama adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.

[sunting] Sejarah

Kerajaan Lingga atau Linge (dalam bahasa gayo) di tanah Gayo, menurut M. Junus Djamil dalam bukunya "Gajah Putih" yang diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Atjeh pada tahun 1959, Kutaraja, mengatakan bahwa sekitar pada abad ke-11 (Penahunan ini mungkin sangat relatif karena kerajaan Lamuri telah eksis sebelum abad ini, penahunan yang lebih tepat adalah antara abad ke 2-9 M), Kerajaan Lingga didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kerajaan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.
Raja Lingga I, disebutkan mempunyai 4 orang anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga (Ali Syah), Meurah Johan (Djohan Syah) dan Meurah Lingga(Malamsyah).
Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lamkrak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamoeri dan Lamuri atau Kesultanan Lamuri atau Lambri. Ini berarti kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Kesultanan Daya merupakan kesultanan syiah yang dipimpin orang-orang Persia dan Arab.
Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wihni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.
Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Lingga lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.

[sunting] Dinasti Lingga

1. Adi Genali Raja Lingga I di Gayo
2. Raja Lingga II alias Marah Lingga di Gayo 3. Raja Lingga III-XII di Gayo 4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh, pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.
Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era 1. Raja Sendi Sibayak Lingga. (Pilihan Belanda) 2. Raja Kalilong Sibayak Lingga

[sunting] Sistem pemerintahan

Rumah Adat Gayo Pitu Ruang
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari:
  • Reje
  • Petue
  • Imem
  • Rayat
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap).
Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.

[sunting] Seni Budaya

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masa, Karena Orang Gayo kaya akan seni budaya.
Kubur tradisional orang Gayo
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.

[sunting] Seni dan Tarian

[sunting] Makanan Khas

[sunting] Bacaan Lanjutan

  • Bowen, John Richard, 1991,"Sumatran Politics and Poetics : Gayo History, 1900-1989", New Haven : Yale University Press.
  • Bowen, John Richard, 1993,"Return to Sender: A Muslim Discourse of Sorcery in a Relatively Egalitarian Society, the Gayo of Nothern Sumatra", in C. W. Watson and Roy Ellen (Eds.), Understanding Witchcraft and Sorcery in Southeast Asia, Honolulu-Hawaii: University of Hawaii Press.
  • Bowen, John Richard, 1993, "Muslims Through Discourse : Religion and Ritual in Gayo Society", Princeton, N.J. : Princeton University Press.
  • SNOUCK HURGRONJE, C., - Het Gajoland en zijne bewoners.

[sunting] Tautan Luar


PIDATO SYEKH ABDULLAH KAN’AN :
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji hanya untuk Allah, Pencipta dan Pemilik semesta alam Salawat dan salam untuk penghulu kita Rasulullah Muhammad SAW.

Saudara-saudara yang kami muliakan,
Hari ini kita menutup musyawarah akbar Kerajaan Seudu, Indra Purwa, Indra Patra, Indra Puri dan Indra Purba serta diikuti oleh wakil dari Kerajaan Islam Peureulak, Pase, Benua dan Kerajaan Islam Lingga. Kita telah sepakat untuk mendirikan satu Kerajaan Islam Aceh dengan nama Kerajaan Aceh Darussalam

Kita telah sepakat pula bahwa dasar Kerajaan Aceh Darussalam adalah Islam. Kalau Al-qur’an menjadi pedoman hidup manusia dan dasar Kerajaan, maka dunia ini menjadi surga, karena keadilan dan kebenaran, persaudaraan dan kasih saying, persamaan dan hak azasi manusia menjadi raja.

Kita juga telah sepakat bahwa ibu kota Kerajaan Aceh Darussalam di bangun baru di antara Kerueng Naga dan Kuala Naga, untuk mengenang pertempuran sengit dan menentukan antara pasukan Kerajaan Indra Purba yang dipimpin oleh Meurah Johan dan pasukan Kerajaan Seudu yang dipimpin oleh Laksamana Nian Nio. Ibu kota baru itu kita beri nama Banda Aceh Darussalam.

Kita juga telah sepakat bahwa Meurah Johan ditetapkan menjadi Sultan pertama Kerajaan Aceh Darussalam dengan gelar Sultan Alaidin Johansyah.

Kita berharap pada suatu masa, Kerajaan Samaindra dan Kerajaan Indra Jaya serta Kerajaan Islam Peureulak, Pase, Benua dan Kerajaan Islam Lingga akan  bersatu dalam Kerajaan Aceh Darussalam yang besar ini dan akan mengembangkan dakwah Islamiyah ke seluruh Nusantara Indonesia.

Atas nama peserta musyawarah, pada haru Jum’at tarekh 1 Ramadhan 601 H, saya menyatakan berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam dan meresmikan Meurah Johan menjadi Sultan Aceh Darussalam.

Kita berdo’a, semoga Allah SWT melindungi dan memberi petunjuk kepada kita semua. Amiin ya Arhamarrahimiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


PIDATO SAMBUTAN MEURAH JOHAN GELAR ALAIDIN JOHANSYAH :
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji kami persembahkan kepada-Mu ya Allah Raja segala Raja. Engkau beri Kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau sukai dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Segala kebaikan berada dalam tangan-Mu dan Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Kami bersyukur kepada Allah SWT karena dengan iradah-Nya, hari ini kami diresmikan menjadi Khadim dari kerajaan-Nya.

Kami berjanji akan berusaha melaksanakan semua ajarannya dalam segala cabang kehidupan umat.

Sebagai manusia, kami adalah orang yang lemah, hanya Al-Haq Allah SWT adalah kekuatan mutlak. Kejahatan sebesar apapun tidak akan sanggup bertahan dihadapan Al-Haq. Kami adalah tangan Al-Haq yang akan membela rakyat tertindas dan mematahkan leher kezaliman.

Dalam kerajaan Aceh Darussalam, yang menjadi rajanya adalah kebenaran, keadilan, persaudaraan, persamaan, keikhlasan dan cinta kasih. Siapapun tidak boleh memperkosa dasar-dasar ini. Segala unsur bangsa dan segala jenis darah yang berada dalam Kerajaan Aceh Darussalam akan diperlakukan sama, mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Tinggi rendah seseorang diukur dengan taqwa. Hanya rakyat yang cerdaslah yang dapat memelihara dan melaksanakan dasar-dasar ini.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan rakyat kami meresmikan Zawiyah Kan’an sebagai pusat pendidikan Islam dan Kerajaan Aceh Darussalam.

Demikianlah sambutan dan harapan kami, semoga Allah SWT memperkenankannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Lampiran :
Skema silsilah Sultan Kerajaan Peureulak, Lingga dan Aceh Darussalam.


ASLI NASKAH PANITIA PEKAN KEBUDAYAAN ACEH KE-IV KABUPATEN ACEH TENGAH (belum di edit maupun direvisi)
Takengon, 21 Jumadil Akhir 1425 H/ 08 Agustus 2004 M.


 DAFTAR PUSTAKA
A. Hasjmy, Prof. Tgk. H, Meurah Ishaq membangun negeri Isak, makalah, panitia seminar masuk Islam di Aceh Tengah, Takengon, 1980

A. Hasjmy, Prof. Tgk. H, Meurah Johan Sultan Aceh Pertama, Bulan Bintang, Jakarta, 1976 :
- Idharul Haq, oleh Syekh Ishak Makarani Pase, silsilah raja-raja Kerajaan Islam Perlak dan Pase.
- Thabaqah Thabaqatin, oleh di Meulek, Ramasetia Katibul Muluk Sultan Alaidin Johan Syah, silsilah kerajaan Aceh Darussalam
- Tawarikh raja-raja Kerajaan Aceh Darussalam, oleh Tgk. M. Yunus Jamil.

Amin, Tgk M. Arifin dan T. Syahbuddin Razi, silsilah keturunan sultan-sultan Kerajaan Peureulak, Lingga dan Aceh Darussalam

Anzib Lamnyong, Tengku, transkripsi adat Aceh dari satu manuscript India Office Library, salinan, Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, Banda Aceh 1981.

Abdurrahman Trieng Gading, Sultan-sultan turunan Peureulak, Harian peristiwa minggu ke-IV Agustus 1990. Mahmud Ibrahim, drs, H. Mujahid Dataran Tinggi Gayo, Yayasan Maqamam Mahmuda, Takengon 2001

M Yacob Ibrahim, drs. Dkk, tim, monografi daerah kabupaten Aceh Tengah, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 1981

Mahmud Ibrahim, Mujahid Dataran Tinggi Jaya, Yayasan H. Maqamam Mahmuda, Takengon 2001
http://www.facebook.com/

Percobaan untuk membasmi hama ulat bulu menggunakan predator semut dengan kopi untuk mendatangkan semut dan berhasil.harap disebarkan




 Berhasil dan bisa membantu saudara kita yang terkena hama ulat bulu. pemerintah memakai insektisida utk hama ini padahal itu sangat berbahaya , bayangkan jika insektisida tersebut terkena dengan anak kecil atau pohon yg akan berbuah maka racun insektisida bisa masuk sampai biji buah tersebut. percobaan ini saya lakukan di kantor saya.
http://www.facebook.com/

Rabu, 13 April 2011

Yahudi inilah jalan yang kau pilih dan sebenarnya telah kau ketahui akhir jalanmu tetapi masih kau sankal






1. Tahukah anda bahwa selain ras yahudi, dilarang membeli atau menyewa tanah di Israel?


2. Tahukah anda bahwa setiap ras yahudi yang ada di setiap Negara di seluruh dunia menjadi warga Negara Israel secara otomatis? Sementara warga Palestina yang terlahir di tanah negerinya sendiri sejak puluhan abad yang lalu terus diusir ke luar Palestina?


3. Tahukah anda bahwa penduduk Palestina yang menetap di kawasan Israel harus menggunakan kendaraan dengan cat dan warna khusus untuk membedakan antara ras yahudi dan non yahudi?


4. Tahukah anda bahwa Yerusalem bagian timur, Tepi Barat, Gaza dan dataran tinggi Golan dianggap oleh masyarakat internasional khususnya barat dan Amerika sebagai kawasan yang dijajah Israel dan bukan merupakan bagian dari Israel?


5. Tahukah anda bahwa Israel mengalokasikan 85% air bersih hanya untuk ras yahudi dan membagikan 15% sisanya untuk seluruh penduduk Palestina yang menetap di kawasan Israel? Secara realitas, Israel mengalokasikan 85% air bersih hanya untuk 400 penduduk yahudi di Hebron, sementara 15% sisanya alokasikan kepada 120 ribu penduduk Palestina di daerah itu?


6. Tahukah anda bahwa Amerika mengalokasikan 5 milyar US$ dari penghasilan pajaknya setiap tahunnya untuk menyumbang Israel?


7. Tahukah anda bahwa Amerika terus memberikan bantuan militer kepada Israel sebesar 1,8 milyar US$ setiap tahunnnya? Dan tahukah anda bahwa jumlah sebesar itu sama dengan sumbangan Amerika kepada seluruh Negara di benua benua Afrika?


8. Tahukah anda bahwa Israel juga menunggu bantuan perang tambahan sebesar 4 milyar US$ dari Amerika yang terdiri dari pesawat tempur F 16, Apache dan Blackhawk? Dan karena Amerika merupakan Negara koalisi utama bagi Israel, maka ia wajib memberikan semua fasilitas yang diminta Israel untuk menjamin eksistensinya.


9. Tahukah anda bahwa pemerintah Amerika telah menekan Konggres tentang
pelanggaran Israel dalam penggunaan senjata yang mereka sumbangkan? Khususnya pada tahun 1978, 1979 dan tahun 1982 pada perang di Lebanon dan penggunaan senjata nuklir pada tahun 1981.


10. Tahukah anda bahwa Israel adalah satu-satunya Negara di Timur Tengah yang menolak menandatangani larangan pengembangan senjata nuklir? Dan menolak Tim Investigasi PBB untuk memeriksa tempat persembunyian nuklirnya?


11. Tahukah anda bahwa sebelum berdirinya Israel pada tahun 1948, sudah memiliki pabrik pengembangan senjata nuklir?
12. Tahukah anda bahwa Perwira Tinggi Israel di Departemen Perang mengakui secara terang-terangan bahwa militer Israel membunuh semua tahanan perang Palestina tanpa proses pengadilan?


13. Tahukah anda bahwa Israel meledakan tempat kediaman Diplomat Amerika dan menyerang kapal perang Amerika Liberty di perairan internasional pada tahun 1967? Walaupun serangan itu menewaskan 33 tentara Amerika dan melukai 177 lainnya, tetapi Amerika sama sekali tidak melakukan tindakan apapun terhadap Israel? Hanya dengan alasan bahwa tentara Israel salah sasaran? Bayangkan kalau serangan itu dilakukan oleh Negara Islam?


14. Tahukah anda bahwa Israel merupakan Negara yang paling banyak mengabaikan resolusi DK PBB? Jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?


15. Tahukah anda bahwa pemerintah Israel menggunakan system politik konservasi terhadap identitas ras yahudi agar tetap menjadi warga Negara itu?


16. Tahukah anda bahwa Mahkamah Agung Israel telah menetapkan Perdana Menteri Ariel Sharon sebagai tersangka dalam kasus pembantaian Shabra dan Syatilla pada 16 September 1982 di Lebanon yang menewaskan lebih dari 1000 orang Palestina terdiri dari anak-anak, wanita dan orang tua?


17. Tahukah anda bahwa pada tanggal 20 Mei 1990, seorang tentara Israel menyuruh para buruh Palestina yang sedang menunggu bus di sebuah halte untuk duduk berbaris di atas tanah, setelah itu ia menembaki mereka dari jarak setengah meter? Tahu pulakah anda bahwa pemerintah Israel menyatakan tentara itu tidak bersalah dan bahkan mendapat penghargaan khusus dari pemerintah Israel?


18. Tahukah anda bahwa sampai tahun 1988, semua pabrik dan kantor di Israel hanya boleh menempelkan keterangan lowongan kerja dengan perkataan: "lowongan kerja hanya untuk ras yahudi", "dicari seorang karyawan dengan syarat ras yahudi"?


19. Tahukah anda bahwa Departmen Luar Negeri Israel membayar 6 peruhaan media Amerika untuk memunculkan image positif Israel kepada masyarakat Amerika dan Eropa?


20. Tahukah anda bahwa Sharon mengajak Partai radikal Molodeit untuk menjadi koalisi utama dalam kabinetnya? Padahal partai itu beridiologi radikal dengan persepsi pokok membesihkan Israel dari non ras yahudi dan pengusiran secara paksa seluruh warga Palestina dari Israel?


21. Tahukah anda bahwa Perdana Menteri Israel pertama David ben Gorion sepakat dengan langkah pengusiran secara paksa seluruh ras arab dari Israel?


22. Tahukah anda bahwa Rahib besar di Israel Ofadya Yosef yang juga pendiri
Partai Syas (partai terbesar ketiga di Israel) mendukung aksi militer Israel untuk menghabisi warga Palestina? bahkan ia mengeluarkan fatwa radikal pada hari raya paskah yang lalu dalam wawancaranya di sebuah jaringan radio terbesar di Israel: "Tuhan akan membalas semua kejahatan warga arab, Tuhan akan menghancurkan keturunannya, menghabisinya dan menghancurkan tanahnya dan Tuhan akan membalas mereka dengan siksaan yang pedih. Karenanya dilarang semua ras yahudi untuk memberikan rasa kasih sayang kepada warga arab, dan wajib bagi setiap yahudi untuk menembakan rudal dan senjatanya ke arah dada dan kepala setiap warga arab untuk menghabisinya, karena mereka itu makhluq yang jahat dan terkutuk"……


23. Tahukah anda bahwa pengungsi Palestina terbesar di dunia?


24. Tahukah anda bahwa penduduk Kristen Palestina bersatu dengan penduduk Palestina muslim untuk melawan penjajah yahudi?


25. Tahukah anda, walaupun Mahkamah Agung Israel sudah mengeluarkan keputusan pelarangan penyiksaan dalam proses pemeriksaan, tetapi Shinbet (Badan Intelejen Israel) tetap terus menyiksa setiap pejuang Palestina dalam proses pemeriksaannya?


26. Tahukah anda bahwa walaupun Israel terus mengganggu proses belajar mengajar dan merusak seluruh sarana dan prasara pendidikan penduduk Palestina, tetapi penduduk Palestina tetap menjadi Negara terbesar di dunia yang penduduknya bergelar doctor (S3)? Hal ini apabila dilihat dari jumlah prosentase penduduknya.


27. Tahukah anda bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama yang dijamin oleh undang-undang HAM internasional yang diterbitkan pada tanggal 10 Desember 1948? Tetapi tahukah anda bahwa undang-undang itu sama sekali tidak berlaku bagi penduduk Palestina? karena dihalangi dengan ditandatanganinya kesepatakan OSLO?


28. Tahukah anda bahwa mayoritas buku sejarah di dunia mengatakan Negara-negara arab yang menyerang Israel terlebih dahulu pada perang tahun 1967? Padahal faktanya, justru Israel yang menyerang Negara-negara arab terlebih dahulu kemudian mereka merebut kota Al Quds dan Tepi Barat? Tetapi mereka mengatakan bahwa serangannya itu adalah serangan untuk menjaga diri dan antisipasi?


29. Tahukah anda bahwa Israel sebagai Negara penjajah sama sekali tidak terikat dengan konsvensi Jenewa untuk menjaga hak-hak dan keselamatan warga sipil Palestina?


30. Tahukah anda bahwa perintah Perdana Menteri Israel Ariel Sharon sudah tidak dituruti lagi oleh militer Israel? Salah satu contohnya adalah ketika ia melarang militer Israel untuk melakukan genjatan senjata dan dilarang menembak, tetapi militer Israel terus menyerang, menembaki rakyat sipil Palestina dan menghancurkan tempat tinggal mereka. Insiden paling memilukan andalah pembantaian tiga wanita Palestina, padahal mereka sedang berada dalam tenda pengungsiannya?


31. Tahukah anda bahwa Israel terus melakukan berbagai usaha untuk menghancurkan Masjid Al Aqsha dan Qubah Shakhrah sejak 50 tahun yang lalu dengan menggali bawah tanah masjid tersebut agar runtuh dengan sendirinya?


32. Tahukah anda bahwa Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan bahwa Israel adalah Negara rasisme dan apartheid seperti kondisi Afrika Selatan sebelum ia pimpin?
http://www.facebook.com

Bukti nyata kepalsuan Madzhab Syi’ah (Sumber : syiahindonesia )

Bukti nyata kepalsuan Madzhab Syi’ah


Ternyata sejarah menyimpan bukti-bukti bahwa madzhab Syi’ah –yang ada hari ini– bukanlah madzhab yang dianut oleh Nabi  dan Ahlul Bait. Apa saja bukti-bukti itu? Silahkan baca selengkapnya...
Ulama Syi’ah selalu membuat klaim bahwa madzhab mereka adalah warisan dari keluarga Nabi. Kita banyak mendengar klaim seperti ini di mana-mana, khususnya ditujukan bagi muslim yang awam. Awam di sini bukan sekedar awam dalam artian tidak berpendidikan atau tidak terpelajar, tetapi awam dalam pemahaman Islam, termasuk kalangan awam yang saya maksud adalah kalangan intelektual yang berpendidikan tinggi hingga menyelesaikan jenjang pasca sarjana, barangkali juga diberi gelar profesor. Tetapi dalam masalah pemahaman agama sangat awam, bahkan banyak dari pemilik gelar –satu gelar ataupun lebih– yang belum dapat membaca Al-Qur’an dengan benar.
Banyak orang awam terpesona oleh cerita-cerita yang enak didengar tentang madzhab Ahlul Bait, begitu juga cerita tentang penderitaan Ahlul Bait dan cerita-cerita lainnya. Mereka terpengaruh oleh cerita-cerita Syi’ah tanpa bisa melacak asal usul cerita-cerita itu, tanpa bisa memilah apakah cerita itu benar adanya atau hanya sekedar dongeng tanpa ada faktanya. Di satu sisi kita kasihan melihat orang-orang awam yang tertipu, tetapi di sisi lain kita bisa memaklumi bahwa orang awam tidak dapat melacak asal usul periwayatan sebuah cerita. Karena untuk melacak kebenaran sebuah cerita bukan hal yang mudah bagi orang awam, begitu juga memanipulasi cerita tidak mudah dilakukan oleh orang awam.
Tetapi jika kita melihat lagi sejarah dengan teliti, kita akan menemukan peristiwa-peristiwa yang bertentangan dengan banyak klaim yang dibuat oleh Syi’ah. Hingga akhirnya kita bertanya-tanya tentang kebenaran klaim Syi’ah. Dan yang lebih mengherankan lagi, Syi’ah tetap saja tidak bergeming dan tetap bersikeras memegang teguh klaimnya yang telah dibantah oleh sejarah. Yang disebut klaim bisa jadi hanya kesimpulan dari beberapa fakta yang bisa saja keliru, namun mestinya jika klaim itu bertabrakan dengan satu bukti nyata dan sejarah yang benar-benar terjadi, mestinya mereka yang mencari kebenaran akan meninjau kembali pemikiran sebelumnya yang keliru.
Tetapi berbeda bagi ulama Syi’ah, karena ada beberapa ulama Syi’ah berusaha menutupi peristiwa-peristiwa yang bertentangan dengan madzhab Syi’ah, atau seperti kata Abbas Al-Qummi: “Dapat melemahkan akidah orang banyak, yang bisa kita temukan dalam kitab Ma’rifatul Imam, karya Sayyid Muhammad Husein Al Huseini:
“Temanku –Ayatullah Sayyid Shadruddin Al-Jaza’iri– menceritakan; Pada suatu hari dia berada di rumah Ayatullah Sayyid Muhsin Al-Amin Al-Amili di Syam, kebetulan Tsiqatul Muhadditsin Abbas Al-Qummi juga ada di sana. Lalu terjadilah dialog antara Abbas Al-Qummi dan Muhsin Al-Amin. Abbas Al-Qummi bertanya kepada Muhsin Al-Amin: “Mengapa anda menyebutkan baiat imam Ali Zainal Abidin kepada Yazid bin Muawiyah, –semoga dia dan ayahnya dikutuk dan masuk neraka– dalam kitab A’yanu As-Syi’ah?” Muhsin Al-Amin menjawab: “Kitab A’yanu As-Syi’ah adalah kitab sejarah, karena telah terbukti dalam sejarah bahwa ketika Muslim bin Uqbah menyerang kota Madinah, membunuh dan merampok serta memperbolehkan kehormatan selama tiga hari atas perintah Yazid, melakukan kejahatan yang tidak mampu ditulis oleh pena, imam As-Sajjad telah berbaiat pada Yazid karena kepentingan mendesak, dan karena taqiyah untuk menjaga diri dan bani Hasyim. Baiat ini adalah seperti baiat Ali pada Abu Bakar setelah enam bulan dari wafatnya Nabi, setelah syahidnya Fatimah.”
Abbas Al-Qummi mengatakan: “Tidak boleh menyebutkan kejadian ini meskipun benar terjadi, karena dapat melemahkan akidah orang banyak, dan kita harus selalu menyebutkan kejadian yang tidak betentangan dengan akidah orang banyak.”
Muhsin Al-Amin menjawab: “Saya tidak tahu, mana kejadian sejarah yang ada manfaat di dalamnya dan mana yang tidak ada manfaatnya, hendaknya anda mengingatkan saya pada kejadian yang tidak ada manfaatnya, saya tidak akan menuliskannya.”

Selain berusaha “menghapus” peristiwa itu dari buku-buku Syi’ah, ulama Syi’ah juga menebarkan keraguan seputar peristiwa-peristiwa yang tidak sejalan dengan kepentingan Syi’ah dan “melemahkan akidah orang”, seperti Ali Al-Milani yang mencoba meragukan peristiwa Abu Bakar diperintahkan oleh Nabi untuk menjadi imam shalat. Dia mencoba menguji peristiwa itu melalui metode penelitian hadits ala Syi’ah. Namun itu tidak banyak berguna karena peristiwa itu tercantum dalam kitab Shahih Bukhari, yang dianggap shahih oleh kaum muslimin. Jika peristiwa itu diragukan, maka sudah semestinya peristiwa lainnya yang tercantum dalam Shahih Bukhari juga ikut diragukan, seperti peristiwa Saqifah, dan peristiwa Nabi yang menyerahkan bendera perang kepada Ali pada perang Khaibar. Juga hadits tentang kedudukan Nabi Muhammad dan Ali yang dinyatakan bagai Nabi Musa dan Nabi Harun.
Akhirnya orang awam banyak yang tidak mengetahui –atau meragukan– peristiwa-peristiwa penting yang bertentangan dengan kepentingan penyebaran Syi’ah, hingga akhirnya peristiwa-peristiwa itu tidak dijadikan data dalam proses menarik kesimpulan. Dan akhirnya kesimpulan itu bisa jadi benar secara urutan logika, tetapi karena ada data yang tidak diikutkan –atau premis yang tidak valid– maka kesimpulannya menjadi keliru.
Sejarah keluarga Nabi
Pada makalah singkat ini kami akan membuktikan kepada pembaca, seputar sejarah keluarga Nabi  yang disepakati oleh para sejarawan baik Sunni maupun Syi’ah, yang akan membuktikan bahwa para Ahlul Bait tidak pernah menganut ajaran yang dianut dan diyakini oleh kaum Syi’ah hari ini.
Seluruh sejarawan baik dari pihak Syi’ah maupun Sunni mengakui bahwa Ahlul Bait Nabi tinggal bermukim di kota Madinah, di tengah-tengah penganut madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah, sebagian Khalifah yang berkuasa menginginkan mereka agar pindah ke kota lain, tetapi mereka tetap ingin tinggal di kota Madinah.
Meskipun Musa Al-Kazhim akhirnya pindah ke Iraq atas permintaan Khalifah Harun Ar-Rasyid, tinggal sebagai tamu dinasti Abbasiyah hingga meninggal dunia di Baghdad pada tahun 183 hijriyah, dan dikubur di Baghdad, hari ini daerah di sekitar kuburnya disebut dengan Kazhimiyah, karena kuburannya ada di sana.
Begitu pula Ali Ar-Ridha dipanggil oleh Al-Ma’mun untuk dijadikan putra mahkota yang akan menggantikan jabatannya sebagai khalifah, akhirnya Ali pergi ke Khurasan dan meninggal dunia pada tahun 203 Hijriyah, dan dimakamkan di kota Masyhad.
Bagitu juga Ali Al-Hadi meninggalkan kota Madinah, tetapi tidak menuju kufah dan malah tinggal di Samarra’, karena memenuhi panggilan Khalifah Al-Mutawakkil, dan meninggal dunia pada tahun 254 hijriyah, meninggalkan dua orang anak yang bernama Hasan dan Ja’far. Hasan menjadi imam kesebelas bagi Syi’ah sementara Ja’far dijuluki oleh Syi’ah dengan julukan Ja’far Al-Kadzab (si pendusta) karena dia menyangkal keberadaan anak Hasan Al-Askari yang diyakini keberadaannya oleh Syi’ah, yang mana dengan itu dia membongkar kepalsuan ajaran Syi’ah. Dengan ini bisa dipahami bahwa keberadaan para imam Ahlul Bait di luar kota Madinah adalah dalam waktu yang sangat singkat, dan semua itu di luar keinginan mereka sendiri, karena memenuhi panggilan khalifah yang berkuasa saat itu.
Di sini muncul beberapa pertanyaan yang logis alias masuk akal tentang madzhab yang dianut oleh keluarga Nabi nan suci. Bukan hanya pertanyaan, tapi bukti-bukti nyata bagi mereka yang mempergunakan akal sehatnya untuk berpikir, yang tidak dapat dibantah oleh Syi’ah baik di masa lalu atau saat ini (jika ada pembaca yang dapat membantah saya persilahkan, tapi saya tidak menjanjikan imbalan):
Di antara bukti-bukti yang menunjukkan adanya pemalsuan sejarah bahwa para imam adalah bermadzhab Syi’ah:
Ali berada di bawah ketaatan para khulafa Rasyidin yang menjabat khalifah sebelumnya, jika memang madzhab Ali berbeda dengan para khalifah sebelumnya –seperti yang diklaim oleh Syi’ah– sudah pasti Ali akan keluar dari Madinah yang penduduknya tidak mau berbaiat kepadanya, dan pergi ke negeri Islam lainnya, apalagi negeri yang belum lama masuk dalam Islam seperti Iraq dan Persia, yang mana penduduk negeri itu baru masuk Islam dan haus akan kebenaran, jika memang Ali benar-benar dihalangi untuk menduduki jabatan yang menjadi haknya pasti mereka akan menolongnya, tetapi yang terjadi adalah Ali tidak keluar dari Madinah, baru keluar dari Madinah setelah dibaiat menjadi khalifah.
Begitu juga peristiwa perdamaian antara Hasan dan Muawiyah, sudah semestinya Hasan tidak menyerahkan jabatan imamah kepada Muawiyah, jika memang imamah adalah jabatan yang sama seperti kenabian –seperti yang diyakini Syi’ah, lihat dalam kitab Ashlu Syi’ah wa Ushuluha juga kitab Aqaidul Imamiyah–, sudah semestinya Hasan berjuang sampai tetes darah terakhir, apalagi ribuan tentara siap untuk mendukungnya dalam menumpas Muawiyah. Bukannya menumpas Muawiyah, Hasan malah menyerahkan jabatan yang menjadi amanat ilahi –sebagaimana kenabian– kepada musuh yang telah memerangi ayahnya.
Para imam setelah imam Ali tidak pernah memberontak kepada khalifah yang adil, kecuali imam Husein yang syahid di Karbala, meskipun demikian beliau memberontak karena kezhaliman Yazid, bukan karena Husein yang menginginkan untuk menjadi imam, meskipun dia adalah orang yang paling berhak menjadi khalifah saat itu.
Maka kita simak saat Zaid bin Ali berdialog dengan Muhammad Al-Baqir mengenai apakah untuk menjadi seorang imam disyaratkan untuk memberontak, sedangkan Zaid meyakini hal itu, yaitu untuk menjadi imam seseorang harus memberontak pada khalifah. Muhammad Al-Baqir membantah hal itu dengan menyatakan jika syarat yang ditetapkan oleh Zaid benar maka ayah mereka berdua “Ali bin Husain” bukanlah imam karena dia tidak memberontak kepada Yazid dan tidak mengajak orang lain untuk memberontak. Peristiwa baiat Ali bin Husein terhadap Yazid disebutkan oleh Muhsin Al-Amin dalam A’yanus Syi’ah.
Juga bagaimana para keluarga Nabi tetap tinggal di tengah-tengah Ahlus Sunnah jika memang mereka bermadzhab Syi’ah –seperti klaim Syi’ah selama ini–, mengapa mereka tidak tinggal di wilayah yang banyak terdapat orang yang mencintai mereka dari golongan Rafidhah dan Ghulat seperti di Kufah maupun Khurasan, apalagi saat mereka tinggal di Madinah mereka tidak luput dari pengawasan Bani Abbasiyah yang saat itu menguasai pemerintahan. Berbeda ketika mereka menyebar di negeri lain.
Semua Ahlul Bait yang memberontak kepada khalifah tidak ada yang bermadzhab Syi’ah Rafidhah, mereka memberontak karena alasan politik, bukan karena alasan madzhab, sedangkan Ahlul Bait yang berhasil mendirikan negara tidak ada dari mereka yang menerapkan madzhab Syi’ah, seperti:
Ahlul Bait yang bermadzhab Sunni, dan berhasil mendirikan negara adalah:
Idris bin Hasan bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib, pendiri dinasti Adarisah di Maghrib, bahkan Idris bin Hasan adalah penyebab utama dari menyebarnya madzhab maliki di Maroko, semua itu karena imam Malik tidak mengakui keabsahan baiat Abu Ja’far Al-Manshur yang telah berbaiat sebelumnya kepada Muhammad bin Abdullah bin Hasan yang dikenal dengan nama An-Nafsu Az-Zakiyyah, maka dia berpendapat bahwa Abu Ja’far masih terikat baiat dengan Muhammad bin Hasan, imam Malik disiksa karena pendapatnya itu, dan dia tidak menarik ucapannya.
Baiat kepada Muhammad dilakukan secara rahasia, di antara yang berbaiat adalah saudara-saudaranya, ayahnya, Abu Ja’far Al-Manshur, Abul Abbas dan Ja’far As-Shadiq yang dianggap oleh Syi’ah sebagai imam ke enam, juga banyak tokoh Ahlul Bait lainnya.
Asyraf Makkah yang merupakan keturunan Imam Husein, yang memerintah Makkah beberapa abad yang lalu.
Begitu juga Asyraf Madinah yang merupakan keturunan Hasan, yang memerintah kota Madinah.
Begitu juga Ahlul Bait yang bermadzhab Zaidi, walaupun mereka bermadzhab Zaidi tapi mereka tidak terpengaruh oleh ajaran Rafidhah, mereka hanya menganggap Ali lebih utama dibanding Abu Bakar dan Umar, mereka juga mensyaratkan bahwa yang lebih mulia dan utama harus menjabat khalifah, namun mereka juga mencintai seluruh sahabat Nabi, yang dalam sejarah dikenal dengan istilah Syi’ah sebagai sikap politik, bukan sebagai madzhab.
Ahlul Bait penganut madzhab Zaidi yang berhasil mendirikan negara dan tidak terpengaruh madzhab Rafidhah:
Muhammad bin Yusuf Al-Ukhaidhir, dia adalah Muhammad bin Yusuf bin Ibrahim bin Musa Al-Jaun bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib, pendiri pemerintahan Ukhaidhiri di wilayah Yamamah, begitu juga anak keturunannya, Muhammad adalah orang yang datang dari Hijaz ke Yamamah dan mendirikan negara di sana pada tahun 252 H/866 M.
Begitu juga Husein bin Qasim Ar-Rassi, pendiri pemerintahan Alawiyah di Sha’dah dan Shan’a, Yaman, pada tahun 280 H. Ayahnya yang bernama Qasim Ar-Rassi adalah penulis kitab “Bantahan terhadap kaum Rafidhah”, yang telah dicetak.
An-Nashir lil Haqq Al-Hasan yang dijuluki Al-Athrusy karena pendengarannya kurang baik, pendiri negara Alawiyyin di Dailam, yang mengajarkan Islam kepada penduduk Jil dan Dailam yang kekuasaannya mencapai Thabaristan, berhasil membebaskan Amil dan masuk ke kota Jalus pada tahun 301 H, tetap memimpin pemerintahan hingga wafat tahun 304 H. dia meninggalkan warisan ilmiyah yang banyak, yang tidak memuat ajaran Rafidhah sedikitpun, di antaranya adalah kitab Al-Bisat, yang ditahqiq oleh Abdul Karim Jadban, diterbitkan pertama kali pada tahun 1997 oleh Dar Turats di Sha’dah.
Sedangkan banyak dari Ahlul Bait sendiri yang termasuk ulama Ahlus Sunnah, di antaranya adalah kebanyakan dari 11 imam, –karena imam yang ke-12 sebenarnya tidak pernah ada– seperti Hasan dan Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far As-Shadiq, Musa Al-Kazhim dan Ahlul Bait lainnya. Begitu juga Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin Sa’ib bin Abdullah bin Yazid bin Muthalib bin Abdi Manaf bin Qushay Al-Muththalibi As-Syafi’i, beliau adalah imam salah satu dari empat madzhab dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang memiliki hubungan erat dengan keluarga Nabi, karena dia adalah keturunan Muthalib bin Abdi Manaf, sama seperti Nabi  Muhammad yang juga keturunan Abdi Manaf, sedangkan keluarga Muththalib juga termasuk Ahlul Bait yang tidak boleh menerima sedekah, seperti pendapat jumhur ulama.
Al-Qur’an memuat kisah Nabi Isa yang menolak klaim kaum Nasrani terhadap dirinya, menyatakan bahwa Nabi Isa bukanlah Tuhan yang layak disembah. Kita perlu meneliti lebih dalam sebelum meyakini sesuatu.
Jika madzhab Syi’ah bukanlah madzhab Ahlul Bait seperti diklaim oleh Syi'ah, lalu madzhab siapa?
Sumber : syiahindonesia
http://www.facebook.com/